BAB l
A. Pendahuluan
Bimbingan
dan konseling di sekolah merupakan bagian yang tak terpisah- kan dari sistem
pembelajaran. Mengingat bimbingan dan konseling sebagai bagian sentral
pemahaman, pemeliharaan, pengembangan dan pengentasan dari keseluruhan
kebutuhan siswa agar bisa mencapai prestasi optimal dalam dinamika tumbuh dan
berkembang.Empat bidang bimbingan dalam bimbingan dan konseling yaitu, bidang
karir, bidang belajar, bidang pribadi dan bidang sosial merupakan ruang ruang
profesional konselor dalam melakukan kegiatan layanan dan bimbingan secara
profesional, yang harus dijalankan konselor untuk membantu siswa secara optimal
dan mandiri.Banyak sekali peran dan tanggung jawab konselor kepada siswa dalam
ruang lingkup bimbingan dan konseling. Tidak saja menyangkut permasalahan yang
di alami siswa, namun juga melayani konsultasi dalam kaitannya dengan
pengembangan diri siswa.Untuk itulah kinerja guru pembimbing atau konselor di
sekolah harus di lakukan secara komprehensif.
Program bimbingan dan konseling yang
di susun melalui prosedurneed assesment tersebut juga harus dilaksanakan dengan
profesional oleh konselor atau guru pembimbing melalui tahapan-tahapan layanan,
berupa layanan segera atau biasa di sebut layseg, layanan jangka pendek atau
layjapen dan layanan jangka panjang atau layjapang. Namun masih banyak atau
bisa di sebut oknum-oknum guru pembimbing yang kinerjanya di lapangan/sekolah
belum sesuai dengan apa yang di harapkan bersama
B.
RUMUSAN MASALAH
- Apa pengertian bimbingan karir?
- Bagaimana kinerja guru BK dalam pelayanan karir di sekolah?
B. TUJUAN PENULISAN
1. Sebagai tugas remidi mata kuliah BK
Karir
2. Agar dapat mengetahui apa itu
bimbingan karir.
3. Untuk mengetahui kinerja guru BK
dalam pelayanan karir disekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
- PENGERTIAN BIMBINGAN KARIR
Dalam bidang bimbingan dan
konseling, kita pasti menjumpai bimbingan karier. Dan dibawah ini akan ada
penjelasan mengenai apa itu bimbingan karier.
Pengertian bimbingan karier menurut
para ahli adalah sebagai berikut:
- Menurut Winkel (2005:114)
Bimbingan karir adalah bimbingan
dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja
atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku
jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan
pekerjaan yang dimasuki.Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai
bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap
pengalaman belajar bidang studi.
- Menurut Marsudi (2003:113)
Bimbingan karir adalah suatu
perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau
layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas
dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola
perkembangan karirnya.
- Menurut National Vocational Guidance Association (NVGA) pada tahun 1973
Bimbingan karier diartikan sebagai
proses membantu dalam memilih pekerjaan, mempersiapkan, memasuki dan memperoleh
kemajuan di dalamnya (Herr and Cramer, 1979: 6).
- Menurut Rochman Natawidjaja (1990: 1)
Bimbingan karir adalah suatu proses
membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya
dan gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya, mempertemukan gambaran diri
tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat memilih bidang
pekejaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut.
- Menurut Mohamad Surya (1988:31)
Bimbingan karir merupakan salah satu
jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir,
untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya antara kemampuan dengan
lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan dan perwujudan diri dalam
perjalanan hidupnya.
Dari beberapa pengertian di atas,
ada beberapa kata yang sama yang perlu digaris bawahi yaitu kata proses
membantu, memecahkan masalah karir, memilih pekerjaan dan penyesuaian diri.
Dari ketiga kata ini dapat dirumuskan bahwa bimbingan karir adalah suatu proses
membantu individu dalam memecahakan masalah karir dan mempersiapkan individu
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Masalah karir yang dihadapi
individu seperti bingung dalam menentukan jurusan yang akan dipilih, bingung
akan kemana setelah lulus sekolah, dan lain
sebagainya.
2.
KINERJA
GURU BK DALAM PELAYANAN KARIR DI SEKOLAH
Masalah-masalah
internal dan eksternal masih menjadi bagian kendala pelaksanaan kinerja guru
pembimbing atau konselor di sekolah.Penguasaan kompetensi dan keterampilan
sebagai bentuk kualitas sumber daya manusia juga menjadi sisi sentral
terkendalanya kinerja guru pembimbing atau konselor di sekolah.Maka untuk itu
peran evaluasi dan supervisi sangat diperlukan, tidak hanya sebagai kendali
operasional, namun juga untuk mencari jalan keluar atau solusi dari
permasalahan yang di hadapi oleh guru pembimbing atau konselor.
Menilai Proses dan Hasil Kegiatan BK
dilakukan melalui pemantauan. Guru BK melakukan penyesuaian proses pelayanan
bimbingan dan konseling, menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan
bimbingan dan konseling kepada pihak terkait, menggunakan hasil pelaksanaan
evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling.
Indikator kinerja:
1. Guru BK/Konselor dapat melakukan
evaluasi proses dan hasil program pelayanan
BK karir yang diberikan
2. Guru BK/Konselor dapat melakukan
penyesuaian kebutuhan peserta didik/konseling dalam proses pelayanan BK.
3. Guru BK/Konselor dapat
menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayananBK kepada pihak terkait.
4. Guru BK/Konselor dapat
menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program
pelayanan BK berdasarkan analisis kebutuhan.
Prosedur
penilaian dengan pemantauan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Penilai meminta guru BK/konselor
menyediakan data hasil dan laporan evaluasi
program (lapelprog) pelayanan BK.
2. Penilai meminta guru BK/konselor
untuk menjelaskan proses tata cara menangani permasalahan karir siswa
3.
Penilai meminta guru BK/konselor menunjukkan bukti dan menjelaskan bagaimana
hasil layanan BK diinformasikan kepada pihak terkait sesuai dengan kebutuhan
(misalnya peserta didik/konseli yang bersangkutan, kepala sekolah, wali kelas,
guru mata pelajaran, dan orang tua)
4. Penilai meminta guru BK/konselor
menjelaskan bagaimana hasil evaluasi pelaksanaan program pelayanan BK dan
bagian-bagian mana dari program tersebut
yang harus direvisi dan dikembangkan
untuk pengembangan dan pemantapan karir siswa.
Bimbingan
konseling (BK) sebenarnya telah ditempatkan pada posisi yang penting dalam
pelaksanaan pendidikan di sekolah, Pada dasarnya disekolah ada tiga komponen
yang sangat penting yang dapat mewarnai suatu sekolah yaitu pertama Manajemen
dan kepemimpinan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, kedua bidang pendidikan
dan pengajaran yang dilaksanakan oleh guru bidang studi, dan yang ketiga adalah
bidang pembinaan kesiswaan yang dilaksanakan oleh seluruh personil sekolah baik
tenaga pendidik maupun non kepenndidikan. Dari ketiga bidang tersebut
keberadaan BK ada pada bidang ketiga yaitu pembinaan
kesiswaan berkaitan dengan
pembentukan sikap kepribadian dan pengembangan bakat minat dalam upaya
pengembangan dirinya secara optimal. Ketiga bidang tersebut seharunya mampu
berjalan sinergis dan integral saling berhubungan, harmonis dalam mencapai
tujuan pendidikan disekolah.
Namun pada kenyataanya pelaksanaan
BK disekolah masih banyak mengalami ham
batan dan kritikan dikalangan siswa,
masyarakat dan bahkan teman sejawat sendiri seperti guru dan kepala sekolah
yang merasa belum merasa puas dengan kinerja BKdisekolah. Hal ini tentunya
menjadi tantangan tersendiri bagi guru BK untuk dapat merefleksi diri tentang
kinerjanya selama ini disekolah, bagaimana supaya keberadaan BK di sekolah
dapat dirasakan manfaatnya .
Pengembangan diri yang menjadi
garapan BK adalah berkaitan dengan pengemban
gan bakat, minat , kemampuan,
kepribadian, serta tugas-tugas perkembangan yang berkaitan dengan peserta didik
baik di SLTP maupun SMA.
penyebab masalah dapat timbul dari
berbagai faktor, sehingga hanya sedikit sekolah saja yang mampu menjalankan BK
dengan baik. Masalah masalah tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Guru BK kurang mampu membuat
program layanan yang realistis yang dapat
diterapkan disekolah.
2. Guru BK mampu membuat program
namum hanya sebatas administrasi artinya
tidak dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh sehingga tidak dirasakan oleh siswa
dan rekan sejawat.
3. Banyak program layanan yang tidak
dikuasai oleh guru BK, merekan hanya
mengasai program layanan orentasi,
informasi, dan sebagian penempatan, sementara layanan lainya yang lebih penting
seperti layanan konten, bimbingan
kelompok,konseling kelompok, bahkan
konseling individu sebagai roh dari program BK jarang dilakukan karena kurang
dikuasai.
4. Guru BK merangkap sebagai
pengajar guru bidang studi, misalnya mengajar sosiologi, geografi dan bidang
studi yang lainya , sehingga waktu untuk melaksanakan
BK tidak sempat lagi karena
disibukan membuat perangakat pembelajaran,evaluasi
penilaian, membuat soal ulangan
harian, semester dan sebagainya.
5. Kurangnya motivasi pengembangan
profesionalisme dari guru BK itu sendiri,
artinya kurang ada kemauan untuk
belajar memperbaiki kinerja dan peningkatan
kemampuan.
6. Kurangnya Fasilitas Pendukung BK
disekolah, misalnya tidak mempunyai ruang
BK, tidak tersedia lemari penyimpan
data, tidak ada ruang khusus Bimbingan
/konseling kelompok, tidak tersedia
computer, tidak tersedia Papan Informasi,
meja kursi dan keterbatasan lainya.
7. Kurangnya guru BK senior yang
menguasai skill di lapangan yang mampu membimbing juniornya, sehingga forum
MGBK yang mestinya sebagai wadah peningkatan kinerja BK tidak berfungsi
maksimal bahkan cenderung membosankan
peserta.
8. Kurangnya sosialisasi tugas-tugas
BK disekolah, sehingga kepala sekolah dan
rekan sejawatnya/guru kurang tahu
bagaimana harus menempatkan guru BK disekolah.
9. Guru BK merasa sudah cukup
ilmunya sehingga kurang terbuka menerima pembaharuan dan perkembangan baru
tentang BK.
10. Guru BK sebagai anggota ABKIN
(Asosiasi Bmbingan Konseling Indonesia)
kurang aktif sehingga banyak yang
ketinggalan informasi terkini.
Tentu problem tersebut diatas tidak
semuanya dialami oleh seluruh guru BK dan sekolah , namun ada saja sebagian
guru BK dan sekolah yang mengalami salah satu atau beberapa problem tersebut
diatas.
Tentu problem tersebut diatas tidak
semuanya dialami oleh seluruh guru BK dan seko
lah , namun ada saja sebagian guru
BK dan sekolah yang mengalami salah satu atau beberapa problem tersebut diatas.
Dan jika problem-problem tersebut
tidak segera di sikapi secara positip maka rasa
percaya diri guru BK dalam
menjalankan tugas disekolah tentu akan terganggu. dan ini tentunya harus
menjadi perhatian semua pihak yang berkepentingan dalam peningkatan mutu
pendidikan di sekolah.
Kompetensi
yang harus dimiliki seorang guru BK meliputi beberapa hal :
1. Kompetensi Akademik.
Kompetensi akademik artinya adalah
bahwa seorang guru BK harus berpendidikan minimal S 1 bidang Bimbingan dan
Konseling sebagai syarat kwalifikasi profesi seorang konselor. Kompetensi
akademik merupakan landasan pengembangan
dari pada kompetensi professional.
Dimasa yang akan datang seorang konselor
disekolah akan dituntut memperdalam
profesinya dengan mengikutu pendidikan
profesi konseling, dengan demikian
mereka akan memperoleh gelar profesi yaitu
Kons.dibelakang namanya , sehingga
guru BK mempu menjalankan profesinya
berdasarkan konsep keilmuan yang
terus berkembang sesuai dengan tuntutan
profesinya.
2. Kompetensi professional.
Yang dimaksud profesional disini
adalah bahwa dalam menjalankan tugas keprofesionalanya seorang guru BK harus
menguasai konsep keilmuan yang penerapanya dilapangan dapat
dipertanggungjawabkan baik secara kedinasan maupun
sebagai profesi. Adapun kompetensi
professional yang dimaksud meliputi :
Pemahaman terhadap Konseli, Artinya
guru BK harus memahami anak didik asuhanya yang meliputi tugas-tugas
perkembanganya, lingkunganya keluarga dan
budayanya, bakat dan minatnya ,
cita-citanya, kondisi ekonomi keluarga dan
data-data lain yang diperlukan.
a. Menguasai landasan teoritik
Bimbingan dan Konseling,
Maksudnya seorang guru BK harus
memahami teori-teori keilmuan tertentu
dalam menjalankan tugas
keprofesionalanya.
Teori-teori tersebut harus
benar-benar dikuasai, sehingga dalam menjalankan
tugas yang berkaitan dengan
pemecahan masalah siswa, guru BK mempunyai pedoman keilmuan yang terukur
tindakannya, dan tidak berdasarkan insting atau konsep-konsep yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan secara Ilmiah.
b. Penyelenggaraan layanan Bimbingan
dan Konseling,
Ini berarti seorang guru BK harus
menguasai 9 layanan BK ditambah dengan layanan Plus yaitu mediasi dan Advokasi,
Ketujuh layanan tersebut adalah : layanan Orentasi,layanan informasi, layanan
penempatan, layanan konten, Layanan Bimbingan kelompok,konseling kelompok dan
layanan konseling Individu.
c. Pengembangan pribadi dan
profesionalitas yang berkelanjutan
Hal tersebut mengandung pengertian
bahwa seorang guru BK harus selalu
terus belajar dan memperbaiki
kemampuanya untuk dapat meningkatkan
kwalitas pribadi dan
keprofesionalanya, sehingga mampu mengikuti perkembangan ilmu serta memenuhi
kebutuhan anak didiknya. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi, penataran, diklat-diklat pendidikan seminar,
diskusi, dan aktif dalam kegiatan organisasi
Guru
Bimbingan dan Konseling Profesional adalah guru atau konselor yang mampu
melaksanakan tugasnya secara menyeluruh sesuai dengan kompetensinya dan di
dasari semangat membangun dan menyelesaikan dan menghantarkan kepada kebahagiaan
konseli yang di tanganinya.
Profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. (UU No. 14/2005: Pasal
1 Butir 4).
Berdasarkan pengertian di atas, mari
kita renungkan, kita intropeksi. (1) Guru Pembimbing sebagai pekerjaan atau
kegiatan dan menjadi sumber penghasilan kehidupan pasti kita sepakat iya,
bahkan upaya peningkatan kompetensi melalui sertifikasi juga dalam rangka
meningkatkan penghasilan supaya lebih bermartabat. (2). Memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan.
Jika kita
menginginkan kinerja guru BK menjadi efektif, sudah selayaknya system yang ada
saat ini dibenahi segera, agar siswa disekolah dapat mengembangkan beberapa
potensi ranah kehidupan intrapersonal seperti: memiliki konsep diri yg positif,
mampu mengatur diri, percaya diri, dan independen. Juga, siswa dapat dengan
yakin kemana arah mereka kedepannya. Dalam ranah kehidupan akademis, itu pun
diharapkan berkembang sehingga siswa punya motivasi yang tinggi dalam
belajar, dan dapat berprestasi dalam
kesehariannya.
Tujuan
penyelenggaraan BK karir di sekolah tercapai atau tidak, sangat ditentukan oleh
kinerja guru pembimbing, karena guru pembimbing adalah personil yang mempunyai
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh
Guru pembimbing atau konselor di
harapkan dapat mengutamakan kepentingan konseli/siswa misalnya :
1. Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor dapat memberdayakan kekuatan pribadi, dan keprofesionalan
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor.
2. Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor dapat meminimalisir dampak lingkungan dan keterbatasan
pribadi Guru Bimbingan dan Konseling/konselor.
3. Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor dapat menyelenggarakan pelayanan
Bimbingan dan Konseling sesuai
dengan kewenangan dan kode etik profesional
Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor.
4. Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor dapat menghargai identitas profesional
dan pengembangan profesi.
5. Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor dapat mendahulukan kepentingan
peserta didik/konseli daripada
kepentingan pribadi Guru Bimbingan dan Konseling/konselor.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa, menurunnya kinerja guru
pembimbing atau konselor di sekolah diakibatkan oleh beberapa faktor, baik
secara internal maupun secara eksternal.Secara internal bisa disebabkan oleh
kompetensi yang kurang atau tidak maksimal, rendahnya tanggung jawab
profesional kerja dan masalah yang terjadi atau dirasakan oleh pribadi guru
pembimbing. Sedangkan masalah eksternal di antaranya disebabkan
sistem yang tidak mendukung, budaya
ke-BK-an yang tidak nampak, program BKyang tidak jelas atau tidak dijalankan
secara maksimal, dukungan pimpinan atau kepala sekolah yang kurang optimal.
Maka untuk itu peran evaluasi dan
supervisi serta pembinaan dan pendampingan secara berkelanjutan perlu
ditingkatkan dan dikembangkan melalui pelatihan-pelatihan, workshop, seminar,
diskusi, penelitian, musyawarah guru pembimbing dan sebagainya.
Dengan demikian kinerja konselor
dalam pelaksanaan pelayanan BK karir di sekolah secara bertahap dapat semakin
terus ditingkatkan dan menghasilkan pribadi siswa yang mantap akan masa
kedepannya.
0 comments:
Post a Comment